SEJARAH
BANTENG RAIDERS
SEJARAH
KESATUAN BATALYON INFANTERI 400/RAIDER
( 401
BANTENG RAIDERS )
R A I D E R
1). ROBEK-ROBEKLAH
DADAKU, MERAH PUTIH JIWAKU
2). AKU KESATRIA
PELINDUNG RAKYAT PEMBELA BANGSAKU
3). INGAT
PENGABDIANKU TAK AKAN PERNAH SURUT
4). DARMA
BHAKTIKU HINGGA AKHIR HAYATKU
4). ENYAHKAN
SEMUA MUSUH NEGARA DAN BANGSAKU
5). RAIH
KEMENANGAN DEMI KEUTUHAN NKRI
Batalyon Infanteri
400/Raider yang berada di jalan setiabudi No 1 Srondol Banyumanik, Semarang,
Jawa Tengah adalah Batalyon di bawah langsung Panglima Kodam IV/Diponegoro. Dan
merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan khusus yang latihannya degembleng di
Pusdikpasus Kopasus.
Sejak berdirinya, batalyon
ini sudah sebelas kali berganti nama. Bermula di bawah resimen, menjadi pasukan
Dharma Putra Kostrad, sampai pernah batalyon ini akan dilikuidasi menjadi
Parako yang sekarang Kopasus. Namun, meski sering berganti nama, jiwa Banteng
Raiders masih terus tertanam.
Dari dahulu Banteng Raiders disegani kawan maupun lawan,
di buktikan dalam setiap pertandingan ataupun penugasan selalu mendapatkan
hasil yang gemilang, namun sayang, batalyon ini kurang di perhatikan oleh
TNI-AD di bandingkan teman seperjuangan dari satuan Kujang.
Mungkin karena sejarah kelam
pada saat terjadinya G 30 S/PKI yang melibatkan
beberapa prajurit Banteng Raiders, sehingga kami merasa kurang
diperhatikan. Namun kami prajurit Banteng Raiders tidak akan pernah turun
semangat. Kami akan selalu berpedoman bahwa Pancasila dan NKRI adalah harga
mati.
Sejarah adalah pengalaman
yang berharga. Tanpa sejarah laksana makan tanpa garam, artinya tidak terasa,
tidak ada maknanya. Meski sejarah ini hanya bagian kecil dari sejarah Bangsa
Indonesia, namun mengingat pentingnya sejarah satuan ini dan upaya memelihara
kebanggan, maka perlu kiranya rangkaian sejarah tersebut di bukukan guna
menjaga kelestarian kebudayaan satuan untuk generasi mendatang, sehingga Yonif
400/Raider semakin solid dan mampu menghadapi tantangan tugas dimasa yang akan
datang.
LATAR
BELAKANG PEMBENTUKAN
Sejak Proklamasi 17 Agustus
1945, Negara RI telah diwarnai adanya pemberontakan-pemberontakan hampIr di seluruh persada,
termasuk wilayah Jateng dan DIY, khususnya di wilayah Karesidenan banyumas dan
Karesidenan Pekalongan, salah satunya oleh kelompok yang menamakan dirinya
DI/TII. Sedangkan daerah yang menjadi aksi keganasan DI/TII meliputi Kabupaten
Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan
Sebagai basis gerombolan DI/TII di wilayah Gunung Gajah dan Gunung Semedo.
Dalam menghadapi
merajalelanya pemberontakann DI/TII yang merongrong Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dengan berusaha mengubah dasar Negara kita menjadi Negara Islam,
Maka TNI pada saat itu mengirimkan
pasukan untuk menumpas DI/TII, namun hasilnya
kurang maksimal dengan adanya banyak korban di pihak TNI dan rakyat yang tidak
berdosa. Penumpasan DI/TII yang di pimpin oleh Letnak Kolonel Sarbani di lanjutkan oleh Letnan Kolonel
Bachrun, Tidak membuahkan hasil maksimal.
Setelah diserahkan kepada
Letnan Kolonel Ahmad Yani ( YANG SEKARANG MENJADI PAHLAWAN REVOLUSI JENDRAL
ANUMERTA AHMAD YANI ), yang bertugas sebagai Komandan BE-N SUB TERR-XII, beliau
berfikir bagaimana caranya untuk menumpas DI/TII. Maka dibentuklah pasukan-pasukan kecil
yang mempunyai daya gempur, daya kejut,
dan bermental baja. Mereka di bentuk dengan gemblengan yang keras, bagaimana
agar bias menghadapi situasi sesulit apapun. Pasukan ini di namakan pasukan
BANTENG RAIDERS dengan simbol KEPALA BANTENG,
yang berarti apa bila terluka bukanya mundur, tetapi mangamuk bagaikan banteng
yang terluka.
Operasi penumpasan DI/TII
yang dinamakan Gerakan Banteng Nasional ( GBN ), yang komando operasinya
bermarkas di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, ini berhasil dengan gemilang. Batalyon
ini juga menjadi cikal bakal berdirinya KOPASUS.
DASAR
PEMBENTUKAN
Pada tangal 21 mei 1952,
berkat kreasi baru dari Letkol A.yani yang merupakan ekperimen dari 2 kompi
bergerak secara kesatuan kecil dalam melaksanakan operasi2 membawa suatu
keutungan dalam bertempur. Sedangkan 2 kompi tersebut merupakan satuan terpilih
dari:
Kompi Banteng Raiders-1 di
pimpin oleh kapten Pujadi, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 401/Rajawali
pimpinan Kapten Oemarsaid.
Kompi Banteng Raiders-II
dipimpin oleh Kapten Hadibroto, merupakan anggota pilihan dari Batalyon
402/Banteng Loreng pimpinan Mayor Soerono.
Kedua kompi tersebut dilatih
dalam Battle Training Centre ( BTC ) Bandungan Sumowono, selama 6 minggu ( Dasar Skep Pang
Terr No. 32/b-4/D III/1952). Karena keberhasilan 2 kompi dalam melaksanakan
Operasi Raid.Kemudian berdasarkan Skep Pangter Nomor 56/B-4/TT IV/1952 tanggal
2 agustus 1952, pasukan ini ditambah 2 Kompi yang merupakan prajurit pilihan
yaitu:
Kompi Banteng Raiders-III di
pimpin Kapten Sugiono, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 403/Pendowo
pimpinan Mayor Soedarmo
Kompi Banteng Raiders-IV
dipimpin oleh Kapten Idris, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 404/Cocor
Merah pimpinan Kapten Purwoto.
Atas perintah Pangter IV
untuk menambah 1 lagi Kompi Banteng Raiders-V dipimpin oleh lettu Ali Murtopo, yang diambil dari
Batalyon 407/Apris pimpinan kapten Ngadimin.
Kompi Staf/Markas dipimpin
oleh Karta Brata merupakan anggota pilihan dari batalyon 405/Singo Wereng, 406,
dan Batalyon 407.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Terr IV nomor
5/B-4/ADJEN/4/1953 tanggal 23 Maret 1953. Bertempat di Balikota Tegal
diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERSdengan motto/semboyan “ PANTANG MUNDUR”. Motto ini diberikan oleh Letkol
Achmad Yani. Organisasi ini merupakan sandi ROI-I, sedangkan sebagai komandan
batalyon ( Danyon ) pertama yaitu Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng Raiders pertama ini mendapat julukan BR I.
Selanjutnya anggota 431/BR yang di bentuk saat itu di
ambil dari anggota-anggota pilihan dari seluruh kesatuan yang ada di daerah
Teritorium IV dan langsung di latih serta di gembleng oleh Letkol A. Yani.
Batalyon pada saat itu bernama BANTENG, karena di dalam melaksanakan operasi
penumpasan DI/TII mengunakan gerakan-gerakan taktik nonkonvensional, yakni
gerakan-gerakan RAID ( taktik ayam alas dan nyudung) dan berhasil sehingga
batalyon ini sangat terkenal dengan nama BATALYON
BANTENG RAIDERS. Boleh di katakan, Batayon
inilah pelopor adanya satuan-satuan Raiders yang ada di Indonesia
Peremajaan Batalyon Infanteri 401/Banteng Raiders di mulai pada awal tahun
1958, dengan menyaring kembali anggota BR I sebagai inti, dan tenaga tambahan
di ambil dari tamtama remaja yang telah menempuh diklat di Depo 2, selanjutnya
di latih BTC Sapta Arga yang berada di Purworejo Generasi ini disebut BR II
dengan julukan Si Gudel ( Anak Kerbau), karena mayoritas anggota belum pernah
operasi. Pada awal tahun 1961, Batalyon banteng Raiders menempuh Kualifikasi
Raiders di Bruno dan melanjutkan pendidikan Para, sehingga menjadi Yonif dengan
Kualifikasi Para.
Sejak berdirinya, Batalyon
Infanteri 400/Raiders mengalami pergantian nama sebagai Berikut:
a. Tanggal
23 Maret 1953 bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG
RAIDERS dengan motto/semboyan “PANTANG MUNDUR”. Motto/semboyan ini diberikan oleh Letkol
Achmad Yani.Organisasi ini merupakan sandi ROI-I. Bersamaan upacara tersebut
telah di lantik pejabat Wadanyon yang di jabat Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng
pertama Ini mendapat julukan BR I.
b. Tanggal
14 Mei 1958. Tentang perubahan menjadi Batalyon BR-II, dislokasi di Purwokerto.
c. Tanggal
30 Oktober 1962 menjadi Batalyon 454/PB-2. Dislokasi Srondol, Semarang.
d. Tanggal
17 Nopember 1965, tentang perubahan menjadi A/PARA. Dislokasi di Srondol
Semarang.
e. Tanggal
07 Februari 1966, Tentang perubahan menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
f. Tanggal
29 Agustus 1970, tentang perubahan nama menjadi Yonif Linud 401/BR ( Organik
Kostrad). Dislokasi di Srondol, Semarang.
g. Tanggal
10 September 1979. Tentang perubahan nama menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi
di Srondol, Semarang.
h. Tanggal
27 februari 1985 menjadi yonif 401/BR. Dislokasi di Srondol, Semarang.
i. Tanggal
19 April 1985. Tentang perubahan menjadi pasukan pemukul/PPRC Kodam
IV/Diponegoro.
j. Tahun
1987 mrnjadi Pasukan Mobil Kodam (PMK) Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di
Srondol, Semarang.
k. Tanggal
15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 Satuan Yonif pemukul Kodam dan 2 satuan
satuan Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 Batalyon Raiders di jajaran
TNI-AD termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders di ubah menjadi Yonif
400/Raiders Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
Atas prakarsa KASAD yang waktu itu di jabat Jendral TNI
Ryamizard Ryacudu, untuk membentuk pasukan 10 Batalyon Raiders yang terdiri
dari 8 yonif PMK masing masing kodam dan 2 Yonif Kostrad, pada bulan Juni
dilaksanakan latihan Pra-Raiders di sekitaran Yonif 400/R selama 3 bulan.
Dilanjutkan latihan Raiders mulai dari Paliyan, Gumung Kidul Komplek, sampai
Cilacap
Berdasarkan surat keputusan Kasad no SKEP/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, yonif 401/BR dibekukan.
Kemudian di ubah menjadi 400/Raiders.
'''PIMPINAN'''
Sejak mulai terbentuknya
Batalyon Infanteri 431/Banteng Raiders pada tanggal 23 Maret 1953 sampai
menjadi Batalyon Infanteri 400/Raider saat ini, sudah 34 Komandan yang memimpin
batalyon ini, dengan Letkol Inf Ahmad Yani sebagai Bapak Pendiri Banteng
Raiders.
ADAPUN PEJABAT-PEJABAT BANTENG RAIDERS SEBAGAI BERIKUT :
A. LETKOL INFANTERI AHMAD YANI PENDIRI TAHUN 1951-1953
B. KAPTEN INF HARDOYO DANYON I TAHUN 1953-1954
C. KAPTEN INF SUGIYONO DANYON 2 TAHUN 1954-1957
D. KAPTEN INF CIPTONO S DANYON 3 TAHUN 1957-1959
E. MAYOR INF YASIR HB DANYON KE 4 TAHUN 1959-1960
F. MAYOR INF SAHIRMAN DANYON KE 5 TAHUN 1960-1961
G. MAYOR INF EBRAM DANYON KE 6 TAHUN 1961-1963
H. MAYOR INF OENTOENG DANYON KE 7 TAHUN 1963-1964
I. MAYOR INF RW SUKIRNA DANYON KE 8 TAHUN 1964-1965
J. MAYOR INF MOERSIDIK DANYON KE 9 TAHUN 1965-1967
K. MAYOR INF RUDINI DANYON KE 10 TAHUN 1967-1970
L. MAYOR INF SUDARTO DANYON KE 11 TAHUN 1970-1972
M. MAYOR INF SUGIYARTO DANYON KE 12 TAHUN 1972-1974
N. MAYOR INF AMBAR S DANYON KE 13 TAHUN 1974-1978
O. MAYOR INF MARTONO DH DANYON KE 14 TAHUN 1978-1980
P. LETKOL INF SULYANA WH DANYON KE 15 TAHUN 1980-1982
Q. LETKOL INF J WAHYU DANYON KE 16 TAHUN 1982-1985
R. LETKOL ING DJOKO S DANYON KE 17 TAHUN 1985-1986
S. LETKOL INF D YUSUF L DANYON KE 18 TAHUN 1986-1988
T. MAYOR INF ZAENUDIN DANYON KE 19 TAHUN 1988-1988
U. LETKOL INF HARDIYANTO DANYON KE 20 TAHUN 1988-1990
V. LETKOL INF SUPIADIN DANYON KE 21 TAHUN 1990-1993
W. LETKOL INF HADI SUPENO DANYON KE 22 TAHUN 1993-1995
X. LETKOL INF HARRI PURDIANTO DANYON KE 23 TAHUN
1995-1997
Y. LETKOL INF SETYO SULARSO DANYON KE 24 TAHUN 1997-1999
Z. LETKOL INF SUKOSA MAKSUM DANYON KE 25 TAHUN 1999-2000
AA. LETKOL INF I MADE AGRA S DANYON KE 26 TAHUN 2000-2002
BB. LETKOL INF JOPPYE OW DANYON KE 27 TAHUN 2002-2003
CC. LETKOL INF M. NUR RAHMAD DANYON KE 28 TAHUN 2003-2005
DD. LETKOL INF JAMARIUS AE DANYON KE 29 TAHUN 2005-2007
EE. LETKOL INF KF SIREGAR DANYON KE 30 TAHUN 2007-2008
FF. LETKOL INF SACHONO DANYON KE 31 TAHUN 2008-2009
GG. LETKOL INF WIDI PRASETIJONO DANYON KE 32 TAHUN
2009-2010
HH. LETKOL INF HARZENI PAINE DANYON KE 33 TAHUN 2010-2011
II. LETKOL INF HERY SETIONO
DANYON KE 34 TAHUN 2011 SAMPAI SEKARANG
TUNGGUL
TUNGGUL BATALYON
I.
TUNGGUL ANDINI
Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII Dip no
KPTSD/104/IX/1960 tagl 22 September
1960 ,terhitung mulai tgl 5 Oktober 1960 di berikan tunggul yang pertama ANDINI, sebuah nama lembu jantan yang sangat keramat dan sakti
milik batahara guru.
ANDINI adalah lembu tunggangan
atau kendaraan bagi
batara guru, dewa pencipta hidup yang maha besar. Di takuti sebagai pemusnah
hidup dan sebagai dewa pertapa.
Riwayat asal
ANDINI bagai raja andaka, yang maha nyakrawati di suatu tempat di pegunungan.
ANDINI merupakan lembu yang dapat terbang di anggkasa, juga sekor lembu/andaka
yang tekun dalam ulah tanpa dan mampu melakukan anjali pada dewanya.
Sifat-sifat utama lembu dewa
yang sakti inilah yang di jadikan lambang
kepribadian bagi Yonif 401/BR, yang bermakna filosofi bahwa sebagai bayangkara negara wajib dengan gagah
berani dan pantang mundur menghadapi segala mala petaka yang mengancam
keselamatan Negara. Karena sebagai Bhayangkara Negara, wajib memiliki jiwa dan cita cita yang luhur. Termasuk mampu menundukan nafsu anggkara murkanya
dalam mengabdikan diri pada Bangsa dan Negara.
II.
TUNGGUL JATAYU
Berdasarkan surat keputusan pangdam VII/Dip no
KPTS/257/IX/1961, tanggal 20 September 1961, terhitung mulai tanggal 05 Oktober
1961 menerima tunggul JATAYU, yang bisa
di terangkan sebagai berikut :
1. Sri
Jatayu telah di beritahu oleh ayahnya ( pendeta Sakti ) bahwa putra Dhosoroto,
Raden Romom Witoiyo adalah titisan dari Batahara Wisnu.
2.
Dalam cerita Ramayana,
pembelaan Sri JATAYU terhadap Sri Rama yang gagah dan gigih melawan angkara
murka Prabu Rahwana, Raja Alengka
Pura, mengakibatkan Sri Jatayu menderita Luka parah kehilangan 1 sayapnya
hingga tinggal menunggu saat gugur. Dalam penderitaan, Srijatayu terhadap mempertahankan hidupnya.
Ia tidak menghembuskan nafas penghabisannya sebelum dapat menyampaikan laporan
kepada Rama Wijaya tantang
peristiwa yang perlu di rintis dalam perjuangan selanjunya. Hal ini
mengambarkan betapa besar kesetiaan
pada Nusa dan Bangsa, yang di kandung prajurit, hingga hembusan nafas
penghabisan.
3.
Arti warna tunggul JATAYU
a. Pita
Sifat: merupakan
pita tertunggal yang pada kedua ujungnya melipat cekung ke muka ( membuka).
Arti: selalu
bersifat menengadah kepad yang maha ESA (JAWAMANGUSWO/SUMUNGKEM/TANSAH
MATRAPAKE SEMBAH MARANG GUSTINE).
b. Bokor
sesaji
Sifat:
biasanya berisikan bunga2 ( kembang setaman) berwarna hitam.
Arti
: sesaji
maksudnya leladi. Hitam maksudnya langgeng/tulus.
Jadi arti seluruhnya Leladi atau berbakti
yang tulus untuk nusa dan bangsanya.
c. Kangkung
tirto
Sifat:
1. Tumbuhan
yang hidup di dua alam, yaitu tanah dan air
2. Melilit/menjalar
dan pada ujungnya melengkung kedalam ( Ukel Minang Kara)
3. Jenis
tumbuhan yang menjalar, mudah hidup sendiri sekalipun terputus2.
4. Jenis
tumbuhan yang tangkai/ dahannya kosong tidak berisi ( 0 )
Arti:
1. Dapat
menyesuaikan diri dalam suasana alam atau masyarakat dimanapun.
2. Cepat
dalam kerja bahktinya, sedangkan
ukel minangkara yang berwujud rendah bagian
muka dan tinggi bagian belakangnya mengandung maksud harus selalu waspada dan mampu menelaah segala tinggi
rendahnya persoalan ( JAWA : ngerti marang endek duwuring sangkan parang ).
3. Dapat
hidup yang mandireng ( Zelis Tanding ).
4. Memepertinggi
amal karanya yang hampa akan rasa kepemilikan sesuatu.
d. Cempaka
mulia
Sifat:
1. Bunga
menghias taman ( pepasren).
2. Harum/sedap
baunya luar dalam ( gondo arum).
Arti:
1. Selalu
dapat menunjukan ketinggian budi dan dapat mendapatkan fungsi pribadinya
didalam masyarakat.
2. Budi
luhur, ynag mewujudkan pada lahir serta batinnya.
e. Makara
Terdiri dari lukisan pita, bokor, sesaji,
kangkung tirto, dan cempaka mulia.
Sifat:
berbentuk suatu kepala raksasa/denawa.
Arti:
selalu dapat menguasai rasa nafsu anggkara dan kemurkaan.
f. Bintang
Sifat
: benda alam, menghias angkasaraya dam menjadi petunjuk iklim.
Arti:
mampu menjadi sauri tahuladan dalam fungsinya sebagai tulang punggung masyarakat.
Mampu menjadi petujuk jalan.
g. Tata
warna
1. Kuning
:
-
Jaya dan bercita2 luhur.
-
Jiwa yang bergaya hidup.
-
Keteguhan iman dan berbudi luhur.
2. Putih
:
Suci,
jujur dan adil dalam segala tindak.
3. Hijau
:
-
Keadaan alam ( medan) diman
angkatan darat secra umum melaksanakan
tugas pengabdiannya.
-
Kesuburan persada bumi
Indonesia dimana Anggkatan Darat di lahirkan, hidup, dibesarkan, dan berpijak.
-
Kemakmuran dan kesejahteraan
Indonesia adalah cita2 setiap prajurit.
-
Kesegaran jiwa prajurit
dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
4. Hitam
:
-
Tegak dan tawakal (
langgeng/sempurna ).
-
Tegak, teguh, dan tenang.
-
Hening, eling, dan waspada.
-
Sentosa lahir dan batinnya.
5. Merah:
-
Suadaya jiwa prajurit yang
gagah berani dan bertanggung jawab.
-
Kesanggupan dan kesediaan untuk
berbakti dan berkurban.
-
Tegas dan bijaksana.
III.
TUNGGUL RAIDERS
Berdasarkan Surat Keputusan KASAD NO
SKEP/46/XII/2003tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 satuan yonif
pemukul Kodam dan 2 satuan yonif Kostrad,
serta pengesahan pembentukan 10 satuan Yonif Raiders di jajaran TNI AD, termasuk di dalam
nya Yonif 401/Banteng Raiders berubah menjadi Yonif 400/Raiders dan pemberian
tungggul baru RAIDER.
1. Makna
Lambang Satuan
Tunggul
Batalyon Infanteri 400/Raiders terdiri dari kepala tunggul dan bendera tunggul
yang bernama RAIDERS, dengan warna dasar hijau lumut dan terdapat lambang Kartika Eka Paksi, tulisan Batalyon Infanteri
400/Raiders, sebuah perisai
berlatar belakang merah putih, dan terdapat petir dan sangkur emas serta bertuliskan CEPAT SENYAP
TEPAT yang dapat di artikan sebagai berikut:
a. Warna
hijau lumut yang mengandung arti keadaan alam persada bumi Indonesia dengan
kemakmuran dan kesejahteraan, menjadi cita2 setiap Prajuruit Raider dimanapun
berada dan bertugas.
b. Kartika
Eka Paksi merupakan lambang dari TNI AD dimana 10 Batalyon Raiders merupakan Kesatuan
andalan AD.
c. Perisai
dengan petir dan pisau berwarna Emas mengandung makna sebagai berikut:
1. Perisai
berlatar belakang warna bendera merah putih mengandung makna bahwa setiap Prajurit
Raiders selalu siap sedia sebagai benteng terdepan untuk mempertahankan tetap
tegaknya NKRI.
2. Petir
dengan berwarna dasar emas mengandung makna bahwa Prajurit Raiders dengan
kemampuan dan ketangkasan yang di miliknya mampu bertindak cepat dengan sasaran
terpilih dan pendadakan.
3. Pisau
dengan warna dasar emas mengandung makna sebagai berikut:
1. Mencerminkan
ketajaman berolah pikir dan berolah yuda yang menjadi ciri khas Prajurit Raiders
2. Tanpa
mengunakan senjata yang modern, Prajurit Raiders mampu mendekati, memilih, dan
menghancurkan sasaran.
3. Tulisan
“CEPAT SENYAP TEPAT” merupakan semboyan Prajurit Raiders yang mengambarkan
seorang Prajurit Raiders harus dab
dapat bergerak cepat dengan senyap untuk mendekati sasaran dan tepat pada
sasaran yang di tuju.
2. Bendera perang satuan
Angka
401, senjata silang, dan warna dasar bendera hijau/merah.
Angka
401 merupakan angka bagi satuan 401 banteng raiders, sedangkan senjata silang
melambangkan satuan infantri
di tubuh TNI AD.
a. Warna
hijau melambangkan:
1. Keadaan
alam ( medan ) dimana Anggkatan
Darat pada umum nya melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Kesuburan
persada bumi Indonesia dimana AD di lahirkan, hidup., dibesarkan, dan berpijak.
3. Kemakmuran
dan kesejahteraan Indonesia adalah cita2 setiap Prajurit.
4. Kesegaran
jiwa Prajurit dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
b. Warna
merah melambangkan :
1. Swadaya
jiwa Prajurit yang gagah berani dan bertanggung jawab.
2. Kesanggupan
dan kesediaan untuk berbakti dan berkorban.
3. Tegas
dan bijaksana.
c. Sangkur
terhunus dan granat tangan yang di gemgam erat oleh kedua tangan dilatar belakangi helm baja berwarna dasar putih mengandung makna bahwa
prajurit 401 BR memiliki ketajaman dan kedahsyatan dalam bertindak untuk
mencapai kemenangan dalam setiap pertempuran yang di tunjukkan dengan kesucian, kejujuran, dan
keadilan dalam mengemban setiap tugas dengan tekat membaja dan pantang menyerah
demi ke utuhan NKRI.
d. Sesanti,
“ Hing Ngarso Musana Yudha “ yang mengandung arti, dengan kemauan yang kuat
dengan di landasi iman akan selalu maju terus pantang mundur sebelum memenangkan
suatu pertempuran.
SEMBOYAN
SEMBOYAN PRAJURIT RAIDERS
Guna menambah semangat dan mengobarkan jiwa korsa antar Prajurit,
maka satuan Yonif 400/R mengunakan
semboyan-semboyannya yang dapat membangkitkan
kecintaan dan kebanggan terhadap satuan.
1.
HANGOLONG
TEKAT WIWARANING
DJURIT
Semboyan
ini terdapat pada kepala panji dimana
dilukiskan tahun sangkalan ( surya sangkolo).
a. Golong
mempunyai watak 1
b. Tekat
mempunya watak 6
c. Wiworo
mempunyai watak 9
d. Djurit
mempunyai watak 1
Suatu pencatatan tahun dimana yon Banteng Raiders di bentuk menjadi Batalyon para caduad pada tahun 1961
yang mengandung arti, setiap Prajurit mempunyai gegebengan tekat 1, yaitu setia
terhadap nusa dan bangsa sampai hembusan nafas terakhir.
2.
LIMA
PRINSIP PRAJURIT BANTENG RAIDERS.
Adapun
lima prinsip prajurit Banteng Raiders tersebut sebagai berikut:
a. Harus
berani dan tabah bertempur dalam jarak
dekat
b. Harus
dapat muncul dengan tiba2 di daerah lawan
c. Berani
bertempur dengan kelompok kecil dan pantang mundur
d. Pelihara
kontak kejar dan hancurkan
e. Harus
selalu dapat merebut persenjataan musuh.
3. PANTANG MUNDUR
Semboyan
ini di berikan oleh letkol Inf Achmad Yani sebagai bapak pendiri BR yang
mempunya arti bahwa setiap Prajurit Banteng Raiders. Tidak mengenal menyerah
dan tidak pernah
mundur dalam menghadapi setiap
tantangan dan harus mencapai setiap sasaran yang di tuju .
4. BANTENG RAIDERS, PANTANG
MUNDUR.
Semboyan
ini di gunaklan untuk salam atau penghormatan antar Prajurit Banteng Raiders dalam
satuan pemberi salam /hormat mengucapkan “ Banteng Raiders ” yang menerima
/,membalas mengucapkan “ Pantang Mundur “.
5. CEPAT SENYAP TEPAT.
Semboyan Prajurit Raiders
yang mengambarkan seorang Prajuris Raiders harus dapat bergerak cepat, sehingga
mempunya daya kejut dengan senyap tanpa di ketahui oleh musuh untuk mendekati
sasaran, dan tepat pada sasaran yang di tuju.
PATUNG
MOTIFASI PRAJURI BANTENG RAIDERS
MAKNA DAN ARTI
Patung
motifasi yang di buat atas prakarsa Danyonif 401/BR ke-18 letkol Inf Djawas
Yusuf NRP 23605 yang di resmikan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Setiana pada
tanggal 19 April 1988, merupakan bentuk perwujudan replika prajurit Banteng Raiders yang mampu menumbuhkan jiwa
motifasi bagi prjurit Banteng Raiders yang melihat dengan hati nuraninya
Ide ini
pun di dukung sepenuhnya oleh Prof Boedi Santoso, seorang Intelektual sipil
yang berjiwa Banteng Raiders dalam membela nusa dan bangsa
Patung
motifasi ini adalah bentuk nyata dari seorang prajurit Banteng Raiders atas
nama PRATU SUNAWAN PUTRA JAYA yang merupakan prototipe prajurit Banteng Raiders sejati yang mempunya otot kawat balung besi,dalam artian
mampu menghadapi segala tantangan dan rintangan.
Adapun makna yang terkandung dalam patung motifasi ini
adalah :
1. Dengan bentuk patung yang sempurna seorang prajurit yang
berteriak dengan penuh semangat, dengan sikap kuda-kuda kiri depan berpakaian
PDLT, beratribut lengkap sesuai dengan kualifikasinya, mengandung makna bahwa
prajurit Banteng Raiders selalu siap sedia untuk mendarmabaktikan jiwa dan
raganya dengan kemantapan hati demi tegaknya NKRI.
2.
Tangan kanan mengangkat
senjata di atas kepala mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders memiliki
ketrampilan yang handal dalam pertempuran, dengan selalu mengasah kemampuan
kemampuan yang di miliki agar dapat menyatu dengan alat yang di miliki
pemiliknya.
3.
Tangan kiri memegang
tunggul bendera JATAYU, mengandung makna bahwa prajurit Banteng Raiders selalu
menjunjung tinggi panji-panji satuan dalam melaksanakn tugas dimanapun berada
dan akan berusaha sampai titik darah penghabisan untuk tetep mempertahankan
nama besar Banteng Raiders.
4.
Arti dari tunggul jatayu
sendiri sudah kita jelaskan di bagian lambang Satuan. Dalam hal ini
mengambarkan betapa besarnya kesetiaan kepada kesatuan, juga Bangsa dan Negara
5.
Bebatuan sebagai alas
berdirinya patung motifasi mengandung makna bahwa setiap tugas yang di bebankan
akan banyak menghadapi rintangan dan hambatan. Degan demikian diharapkan setiap
prajurit Banteng Raiders mampu bertindak secara profesional dalam menghadapi
tugas seberat apapun
6.
Patung yang berdiri
diatas pondasi putih berbentuk segi empat dengan bertuliskan nama-nama prajurit
Banteng Raiders yang telah gugur dalam mendharmabaktikan untuk Bangsa dan Negara.
Makna yang di ambil bahwa untuk menjadi prajurit Banteng Raiders harus selalu
siap mengorbankan jiwa dan raga untuk nusa dan bangsa demi ke utuhan NKRI.
7. Batu prasasti di bawah patung bertuliskan “ YONIF 401
SATUAN PEMUKUL KODAM TUNJUKKAN KEMAMPUANMU ITU” mengandung makna bahwa Prajurir
banteng Raiders dalam tugas apapun harus memberikan yang terbaik demi kejayaan
Banteng Raiders.
TUGAS
TUGAS OPERASI
PENUGASAN
DALAM NEGRI
Tujuan di bentuk nya batalyon 400/Raiders adalah menjaga
kedaulatan bangsa dan Negara, menjaga persatuan dan kesatuan, serta melindungi
segenap Bangsa dan Negara dan tumpah darah. Pengabdian dan penugasan yang
dilakukan Yonif 400/Raiders mengikuti
perkembangan keamanan yang terjadi di Indonesia.
Yonif
400/R selalu di libatkan dalam operasi-operasi penting bagi negara dan bangsa,
baik di dalam maupun di luar negri, guna menjaga NKRI dan menjalan kan tugas
sebagai prajurit TNI yang telah di atur dalam undang-undang. Selain mengabdikan
diri dan berprestasi dalam penugasan operasi, Yonif 400/R juga di tuntut dapat
berprestasi dalam bidang lainnya.
1. Batalyon Banteng Raiders dalam operasi GBN
Yon BR
ini mengalami debut yang pertama di daerah Cipelem, dimana lebih dari seratus
mayat pasukan DI/TII tertinggal di sawah-sawah dan kebun tebu di daerah
tersebut. Selama melakukan operasi GBN tersebut, prinsip-prinsip yang di pegang
teguh oleh segenap anggota Pasukan Banteng Raiders adalah :
1. Harus
berani dan tabah bertempur dalam jarak
dekat
2. Harus
dapat muncul dengan tiba2 di daerah lawan
3. Berani
bertempur dengan kelompok kecil dan pantang mundur
4. Pelihara
kontak kejar dan hancurkan
5. Harus
selalu dapat merebut persenjataan musuh.
(
keterangan tertulis oleh Lekol A. Agusno ).
Hal
tersebut menjadi prinsip dan melekat pada jiwa seluruh Prajurit Banteng Raiders
yang di kenal dengan sebutan 5 PRINSIP
PRAJURIT BANTENG RAIDERS
Operasi
GBN mengunakan taktik Nyudung dan Ayam alas
Dengan
penempatan pasukan Banteng Raiders di seluruh sektor GBN dan dalam masyarakat
dan dengan taktik-taktik taktik Nyudung dan Ayam alas maka TNI-AD di daerah GBN
menjadi bersemangat kembali. Kewibawaan pemerintah pun menjadi kuat kembali.
Bukti
ini berupa pengunaan pasukan Banteng Raiders di seluruh sektor tangguh dalam
menghadapi DI/TII, di kenal sebagai daerah peristiwa-peristiwa pertempuran
sengit, seperti :
a. Pertempuran di KUBANG SURUH, 09 Oktober 1952.
b. Pertempuran di CIPELEM, 5-6 Oktober 1952.
c. Pertempuran di BATAR KAWUNG, 04 Agustus 1953
d. Pertempuran di WATU GENI komplek, 13 November 1953
e. Pertempuran PAGAYUNGAN komplek 14 November 1953.
f. Pertempuran di SUMEDO 17 November 1953, serta masih
banyak lagi.
Khususnya mengenai pertempuran di Sumedo komplek dapat di
jabarkan Sumedo Komplek merupakan Basis DI/TII, yang bermarkas di gunung Sumedo
Pelaksanaan perebutannya dengan mendapat bantuan dari TNI
AU maupun
bantuan tambahan dari ARMED, maka benteng pertahanan Sumedo dapat di hancurkan.
Jatuhnya pertahanan Sumedo ini melemahkan gerombolan DI/TII, bahkan letnan
Yuslan Eks yon 426 gugur pertempuran ini.
Kehancuran markas Sumedo, yang terletak di sebelah
selatan kota Tegal ini, menyebabkan mereka memindahkan konsentrasi kekuatan di
daerah Kubang Suruh yang terletak di sebelah barat daya Tegal. Namun
konsentrasi pasukan yang tinggal 800 orang gerombolan dapat di hancurkan oleh
pasukan Banteng Raiders di bawah pimpinan GBN letkol Akhmad Yani pada 17
Nopember 1953, akibat penghancuran
Sumedo ini, di pihak
Banteng Raiders seorang gugur dan 21 luka-luka, sedang dari pihak gerombolan,
24 orang di tembak mati, 6 pucuk senjata di rampas dan 75 gubuk pertahanan
mereka di bakar. Untuk lebih mengintensifkan penumpasan gerombolan DI/TII serta
membendeng usaha-usaha ekspansi ke timur yang mereka rencanakan, Panglima
Divisi Diponegoro Letkol M.
Bachrun menerbitkan Surat keputusan no A-54/Kpts/IV/1954 tanggal 36 mei 1954 yang berisikan rencana
peningkatan operasi yang di kenal sebagai OPERASI
GUNTUR, bahkan, letkol A Yani langsung mengatur siasat
Di bentuknya BR baru yang terdiri dari Yon-2 Infanteri daru
Resimen 2 Infanteri 12,13,14,15 kemudian Yon 436 banteng Raiders dilikuidasi
menjadi Yon.Grup 3 Parako, dan Yon 444 Banteng Raiders menjadi Yon/Grup 2
Parako perlu di ketahui bahwa cikal bakal Kopasus berasal dari Banteng Raiders dan
sebagian Kujang.
Setelah operasi Guntur di nyatakan selesai bulan Mei-September
1954, Komando GBH yang merupakan daerah sentral GBN sekaligus daerah minus,
mengakibatkan mereka mengalami kelaparan, dalam Ops Guntur ini TNI mengerahkan pasukan-pasukan-kecil terpilih,
namun dapat menjamin
mobilitas dan daya tempur besar. Inilah fungsi dan kegunaan pasukan pengempur
Banteng Raiders, gerakan operasi pasukan BR ternyata menimbulkan efek yang di
segani lawan, juga di kalangan pasukan pendukung lainnya ( buku pemberontakan
DI/TII Jawa Tengah dan penumpasannya, Dinas Sejarah TNI-AD tahun 1974, hal 233
)
Adapun korban dalam operasi GBN penumpasan DI/TII sebagai
berikut:
a. Letda M.Yusuf
b. Pratu Tarjo
c. Sersan Samponga YF
d. Sersan Markiswan
e. Kopral Boenarso
f. Kopral Sardji
g. Sersan Muh Narso
h. Kopral Soetarno
i. Pratu Nasimin
j. Sersan Slamet
k. Pratu Eljas
l. Pratu Rasmud
m. Kopral Idris
n. Kopral Bejo
o. Pratu Subadri
p. Pratu margono
q. Pratu Kasmari
r. Pratu Jacoeb
s. Pratu Koeswadi
t. Pratu Oerip
u. Pratu Rustam
v. Pratu Margono
w. Kopral Tardjoeki
x. Pratu Noerji
y. Pratu Soewarto
z. Kopral Suharjo
2.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI PENUMPASAN PRRI
Pada
Agustus 1958, Yon Banteng Raiders II ditugaskan ke daerah Sumatra Barat untuk
menghancurkan pemberontakan PRRI. Untuk operasi ini, BR Iebih di kenal sebagai
si GUDEL ( Anak Kerbau ) dikarenakan anggota-anggotanya adalah tamtama yang
baru lulus dari pendidikan Caper/Catam Werving tahun 1958 dan “ Tanduknya belum
tumbuh”
Peristiwa-peristiwa
pertempuran sengit yang di alami di Sumatra barat ( Kodam II/17 AG ) antaranya
:
1. Pertempuran di Sungai Penuh, 13 September 1958.
2. Pertempuran di Pasaman, 10 Mei 1959
3. Pertempuran di Lubang Besung, 9 Maret 1960
4. Pertempuran di Lintau, 27 maret 1960
5. Pertempuran di Balai selasa, 11 April 1960.
6. Pertempuran di kota Tinggi, 30 juli 1960.
Dalam operasi Tegas ini, batalyon Banteng Raiders
mengalami Airbone- Operasi yang pertama, dengan Air Lift dari seluruh batalyon
dari Tanjung Pinang Pekan Baru. Selanjutnya BR mengadakan Long Mars dari Pekan
Baru menuju Sawah Lunto, yang di lalui dengan pertempuran-pertempuran hebat di
Lubuk Jambi Batang Karing, Tanjung Gadang, Tanjung Benai.
Setelah itu Yon BR 1 bertugas sebagai Yon Cadangan
Komando Ops 17b Agustus. Pertempuran
hebat yang di cacat adalah pembebasan Kuranji yang di pimpin Oleh Kolonel A
Yani sebagai Den Kopag. Ucapa bEliau yang termansyur adalah “ HANCURKAN MUSUH
ATAU NAMAMU SAJA
YANG KEMBALI”.
Penumpasan
dan penghancuran PPRI selama hampir 2 tahun ini berhasil baik meski Yon BR II
harus kehilangan 21 anggota yang gugur sebagai Kusuma Bangsa.
3.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI TRIKORA
Dalam
rangka Trikora atau pembebasan Irian Barat dari penjajah belanda pada februari
1962, 2 Kompi ini di teterjunkan ke daerah kaiman dan Fakfak. Dikalangan
anggota memyebutnya sebagai GERILYAWAN PAYUNG.
Karena
memuncaknya tugas-tugas Trikora dan guna mengandakan konfrontasi fisik terhadap
pasukan penduduk belanda di Irian Barat, maka pada juli 1962 seluruh Yon
Banteng Raiders di berangkatkan tugas ke daerah Mandala yang tepatnya di Ambon,
Letivan, dan pulau-pulau Kai kecil.
Untuk
membantu moril bagi 2 kompi yang telah di terjunkan terdahulu di daerah Irian
Barat, dikirimlah 1 kompi lewat penerjunan di daerah Manokwari dan Merauke.
Pada desember 1962, Kesatuan BR yang
telah di-BP-kan kepada Brigade 3 para Mandala ditarik kembali kepangkalan
sedangkan 3 kompi senapan kembali ke pangkalan pada April 1963.
Operasi
Trikora membawa nama harum Walau batalyon Banteng Raiders harus kehilangan 45
orang anggota yang gugur sebagai kusuma bangsa.
4.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI PENUMPASAN G 30
S/PKI JAKARTA RAYA DAN TAWA TENGAH
Sejararah
adalah fakta yang tertulis dan tidak mungkin bisa di hilangkan. Sejarah juga
mengalami pasang surut. Demikian pula dengan Bantalyon Infanteri banteng Raiders
sekembalinya dari Operasi Trikora, memasuki 1965, batalyon banteng Raiders
melakukan konsulidasi ke dalam dan mempersiapkan untuk tugas Dwikora. Dalam
masa konsolidasi inilah unsur-unsur subversi/PKI menyusup ke dalam anggota
Banteng Raiders dan merupakan titik hitam yang tak akan terlupakan oleh setiap
warga KORPS BANTENG RAIDERS. Unsur subversi/PKI dengan tipu muslihat, agitasi,
serta propagandanya melalui beberapa gelintir manusia, tega dan sampai hati
menjual keharuman kesatuan Banteng Raiders serta menjerumuskan ke dalam
petualangan G30S/PKI. Namun Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi yang
benar dan menghancurkan yang batil. Barter gelap yang di lakukan antara
gelintir manusia Banteng Raiders dengan G30S/PKI mengalami kegagalan. Namun karena
sebab itulah Banteng Raiders mempunya goresan tinta hitam yang kelam sehingga
kami anggota Banteng Raiders merasa kurang di perhatikan.
Dugaan
kaum G30S/PKI bahwa BR Kodam VII/Diponegoro akan membantunya adalah meleset
sama sekali. Tuhan telah memberikan jalan terang melalui sebagian besar anggota
Banteng Raiders untuk kembali tetap menjadi TNI yang berpegang teguh kepada
Sumpah Prajurit dan Sapta Marga, serta tetap setia kepada pancasila. Maka
kembalilah sebagian besar anggota Banteng Raiders yang di terima langsung oleh
Panglima Kostrad Mayjen Suharto di istora Senayan Jakarta. Namun ada sebagian
kecil anggota BR yang tetap memilih ke jalan nya karena Iming-Iming jabatan dan
kemulyaan. Bahkan sejak timbulnya peristiwa pemberontakan G30S/PKI, kesatuan Banteng
Raiders turut gigih menumpas G30S/PKI melalui :
1. Operasi JAYA TUMPAS di Jakarta Kota.
2. Operasi JAYA BERSIH di Jakarta Kota dan sekitarnya
3. Operasi Wibawa di jakarta dengan hasil gemilang.
Pada tanggal 22 Nopember 1965, Yon BR kembali ke
pangkalan Srondol Semarang untuk ikut serta dalam operasi-operasi pemulihan
keamanan bersama-sama rakyat yang Pancasilais di daerah Kodam VII/Diponegoro
Setelah melaksanakan operasi penumpasan dan penghancuran
G30S/PKI Yon BR kembali ke basis. Walau begitu, pembersihan diri secara
internal terus di lakukan, mengingat kader-kader PKI dan kaki tangannya yang di
selundupkan dalam satuan BR belum terkikis habis. Satu persatu mereka berhasil
di ungkap dan lagsung di serahkan kepada Laksuda Jateng.
Memang sesuatu tidak lagi kelihatan kompak, bahkan
cenderung saling mencurugai. Berkat tindakan tegas pimpinan dan Pangdam
VII/Diponegoro, Yon BR telah dinyatakan bersih dari sisa-sisa G30S/PKI. Selama operasi penumpasan dan
penghancuran G30S/PKI, Yon BR berstatus BP Kostrad/Dharma Putra. Peremajaan dan
pengisian personel terus di laksanakn walau tidak banyak tetapi ada.
Pada maret 1969, yon BR yang sudah kualifikasi para yang
semula Kodam VII/Diponegoro di alihkan menjadi Kostrad/Dharma Putra menjadi
pasukan Linud ( Lintas Udara ). Karena setatus inilah, maka seluruh anggota Yon
BR terus menerus meng-upgrade ke hal-hal kelintas udaraan. Selanjutnya
mengadakan penyesuaian perubahan organisasi ROI-64 menjadi Yon ROI-73
Pada Desember 1973, status Yon BR yang organik Kostrad
dan berdiri sendiri ( BS ) dimasukkan ke dalam Brigif Linud 18/Trisula yang
kedudukan mako Brignya di Malang. Pada masa ntara tahun 1973 s-d 1975 penuh
dengan latihan-latihan ( Ops Linud, Ops Gab, dan lain-lain ), maupun reformasi
dan regrupping.
5.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI SEROJA-1 TIMOR
TIMUR
Perintah pendahuluan dapat secara rahasia yang di
sampaikan oleh AS-2/KAS Kostrad pada 17 agustus 1975, yang selajutnya di
perkuat adanya nota Rahasia dari Kas Brigif Linud 18/Trisula yang de terima
pada 27 Agustus 1975. Dari jalur kedinasan KODAM VII/DIPONEGORO juga telah
mempersiapkan kendaraan truk untuk sewaktu-waktu digunakan. Menyusul
perlengkapan/perbekalan yang akan di gunakan Ops tersebut
Pada tanggal 24 September 1975, dan Satgas “A”(Dilli) di
sertai oleh Staf-4-nya memberikaan brifeng Rencana Operasi Seroja no 04 yang
kala waktu itu masih dikodekan dengan nama “LATGABWIBAWA VII”. Setelah
didiskusikan bersama, tercapailah satu kesepakatan tentang rencana Operasi
secara menyeluruh beserta pengembangannya.
Pada tanggal 2 Desember 1975 diterima berita pemerintah
berkumpul di mako Brigif 18/TRS Malang. Seluruh Komandan Batalyon serta Sekasi
dan 1 orang Komandan Kompi, pada tanggal 3 Desember 1975 bersama-sama dengan
satuan lain dalam Brigif Linud 18/TRS merima Printah Operasi Seroja di mana
Brigif 18/TRS sebagai satgas “A” merebut Kota Dilli ( Timor-Timur) dan batalyon
Banteng Raiders di tugaskan sebagai eselon pertama ( serbuan) merebut dan
mengamankan lapangan terbang Dilli, segala sesuatunya, termasuk kekuatan
personelnya diatur secara tergesa-gesa, berhubung terbatasnya waktu dimana
tanggal 5 Desember 1975 harus sudah berada di Lanumad Iswahyudi di Madiun.
Tanggal 5 Desember 1975 berangkat ke tempat Marshailing Area dan pada 5
desember 1975, pukul 20.00 WIB menerima Perintah Operasi dari Brigif 18/TRS
yang intinya batalyon Banteng Raiders sebagai cadangan dalam rangka perebutan
Kota Dilli.
Ternyata apa yang telah direncanakaan semula, tanggal 3
Desember 1975 telah berubah sama sekali, batalyon B menjadi Unsur cadangan.
Gelombang demi gelombang pasukan disiapkan untuk Operasi penyerbua udara
diberangkatkan dengan pesawat udara militer (AU-HERKULES dan GIA FOKER 28).
Hari H minggu, 6 Desember 1975 terlaksana, tetapi tidak
sesuai dengan terakhir. Pada tanggal
tersebut Bantalyon Banteng Raiders telah siap dilapangan Benfui (Kupang) sejak
tiba dengan pesawat Foker 28 dan baru ada perintah untuk di tampung di Kupang
pada pukul 14.00 (RDG POSKOPAN HANKAM). Seluruh Batalyon di tampung dalam
rumah-rumah Rumbia yang telah di siapkan. Selebihnya di tenda-tenda yang secara
mendadak dipersiapkan oleh anggota-anggota.
Maka pada tanggal 7 Desember 1975, Komandan batalyon
Banteng menerima perintah dai KO GASGAB
melalui AS-!/HANKAM mayjen Beni Moerdaani Untuk ikut dalam serbuan saatgas “B”
( status BP) untuk merebut laapangan terbang Baucau.selanjutnya persiapan dan
kordinasi denga AU maupun satuan-satuan lain dilakukan. Dan Brigif Linud
17/Kujang-1 ditunjuk sebagai Dansatgas “B”.
Pada tanggak 9 Desember 1975, rencana serbuan udara di
baucau di undur menjadi tanggal 10 Desember 1975, pukul 06.00. Batalyon Banteng
Raiders menjadi Eselon I serbuan untuk merebut dan mengamankan lapangan terbang
Baucau. Pengunduran waktu itu digunakan untuk lebih memantabkan Rentisrat ( Rencana
Taktis Darat). Personel, perlengkapan, logistik, serta perbaikan stik dan
pesawat telah di atur dengan sedemikian rapi dengan kordinasi matang dengan
pihak AU. Rencana penerjunan “DUMMY” (boneka) dilaksanakan, sebelumnya
penerjunan sesungguhnya dilakukan di tempat lain sebagai penipuan.
Lapangan Baucau melalui perkembangan dapat di rebut dalam
kedaan utuh pada pukul 09.00, tanggal 10 Desember 1975, dengan catatan 14 orang
luka karena jatuh (landing) di atas karang, kerugian musuh mati 1, 1 cuk LE, 1
cuk PSU, dengan 10 peti peluru dan 1 Ran Unimog.
Setelah sekitar satu bulan bertugas mengamankan lapangan
Baucau, maka sesuai perintah Pangkogasbag No TR/011/I/1976 dipindah ken ke
Dilli dengan status BP dan Ko HanKota Dilli. Di Kota Dilli di perintahkan Untuk
merebut ketinggian-ketinggian untuk memperlebar Pertahanan Kota, dengan berhasil baik yaitu merampas 2
Pucuk senjata dan menewaskan 5 orang musuh, kerugian nihil.
Tugas selanjutnya, Bantalyon Banteng Raiders BP Kopur
yang tergabung dalam Satgas” DELIMA”, di perintahkan untuk merebut Kota
Ermerah. Sesuai deengan RDG Pang KOPUR, Batalyon Banteng Raiders ditugaskan
merebut Kota Basartete, Likuisa, dan maubara. Sebelum memasuki tempat embargasi
( Dilli ), masih di bebani tugas membersihkan daerah likuisa dan Dilli.
Akhirnya Batalyon Banteng Raiders dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan
sukses setelah mengalami beberapa penugasan dengan setatus BP. Pada tanggal 15
Juli 1976 kembali ke basis ( Semarang) dengan kerugian 7 anggota Banteng Riders
gugur secara patriotik dan penuh heroisme.
6. BATALYON BANTENG
RAIDERS DALAM OPERASI SEROJA-2 TIMOR TIMUR TAHUN 1978-1979
Operasi
Seroja 2 DILAKSANAKAN DI Timor Timur dipimpin oleh Mayor Inf Martono DH NRP
20401.
Peristiwa
gemilang yang terjadi, penyergapan Gunung Derox Complek. Pembebasan anggota
Zipur I di Aiden Loran 1979.
Adapun kerugian 8 anggota Banteng Riders gugur secara
patriotik dan penuh heroisme.
7. BATALYON BANTENG
RAIDERS DALAM OPERASI SEROJA-3 TIMOR TIMUR TAHUN 1981
Dipimpin oleh Letkol Inf Sulyana NRP 20827.
Adapun kerugian 2 anggota Banteng Riders gugur secara
patriotik dan penuh heroisme
8.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI SEROJA-4 TIMOR
TIMUR TAHUN 1984-1985
Dipimpin
oleh Letkol Wahyu Widodo NRP 21242
Adapun kerugian 6 anggota Banteng Riders gugur secara
patriotik dan penuh heroisme
9.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI SEROJA-5 TIMOR
TIMUR TAHUN 1990-1991
Dipimpin
oleh Letkol Inf Supiadin Widodo NRP 21242
Adapun kerugian 4 anggota Banteng Riders gugur secara
patriotik dan penuh heroisme
10.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI RAJAWALI-1 TIMOR TIMUR TAHUN 1995-1996
Dipimpin
oleh Kapten Inf Gregorius Suharso NRP 32233 dengan membawa 1 kompi yang
didahului dengan latihan Pratugas di Pusdik Passus Baatujajar Bandung selama 3
Bulan, kemudian langsung berangkat ke Timor Timur dari pelabuhan Tanjung Priok
menuju Pelabuhan Dilli.
11.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI SEROJA-6 TIMOR
TIMUR TAHUN 1997-1998
Dipimpin
oleh Letnan Kolonel Inf Sularso NRP 29463. Dalam operasi ini Batalyon Banteng
Raiders mengalami kerugian 2 Personel nya Gugur sebagai Kusuma Bangsa.
12. BATALYON BANTENG
RAIDERS DALAM OPERASI JAJAK PENDAPAT TIMOR TIMUR TAHUN 1999
Di
pimpin oleh Letnan Kolonel Inf Sukoco Maksum NRP 30042.
13.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI PAM RAWAN MALUKU
UTARA 2000
Dipimpin
oleh Letnan Kolonel Sukoso Maksum NRP 30042. Dalam operasi ini Batalyon Banteng
Raiders mengalami kerugian 1 Personel nya Gugur sebagai Kusuma Bangsa.
14.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI RAJAWALI 1 ACEH
2001-2002
Dipimpin
oleh Kapten Inf Agus Salim dan Kapten Inf Rusdian Parma karena Batalyon Inf
Banteng Raiders Hanya mengirim kan 2 Kompi BR. Dalam operasi ini Batalyon Banteng
Raiders mengalami kerugian 1 Personel nya Gugur sebagai Kusuma Bangsa
15.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI RAJAWALI 2 ACEH
2002-2003
Dipimpin
Oleh Letnan Kolonel Inf Joppye Onesimus W Nrp 30806.
Dalam
operasi ini Batalyon Banteng Raiders mengalami kerugian 3 Personel nya Gugur
sebagai Kusuma Bangsa
16.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI RAWAN ACEH 2003-2005
Dipimpin
Oleh Letnan Kolonel M. Nur Rahmad.
Tanggal
26 Desember 2003 697 personel Dipimpin
Oleh Letnan Kolonel M. Nur Rahmad berangkat melaksanakn tugas operasi rawan
Aceh. Setelah sebelumnya menjadi juara 1 parade Deville se Indonesia peresmian 10 Batalyon RAIDERS di kemayoran
Jakarta. Atas kemenangan itu 400/Raiders ( Banteng Raiders ) mendapat
kehormatan berangkat Operasi ke Daerah Rawan Aceh Gelombng Pertama.
Dalam
operarsi ini tidak hanya menghancurkan para GAM namun tugas kemanusiaan yang
sangat mulia pun dilaksanakan tanggal 26 Desember 2004 Aceh dilanda Tsunami
yang sangat Dahsyat Sejak saat itu Yonif 400/Raiders melkasanakan bahti TNI
membantu Evakuasi mayat dan pembersihan tempat terjadinya tsunami semalam
hampir 1 Bulan.
Dalam
operasi ini Batalyon Banteng Raiders membawa nama harum degan perolehan 40 pucuk senjata dan
mengalami kerugian 1 Personel nya Gugur sebagai Kusuma Bangsa karena kecelakaan
saat serpas menuju Aceh Utara Truk mengalami kecelakaan di daerah Selauwah.
17.
BATALYON BANTENG RAIDERS DALAM OPERASI SANDHA GULTOR ACEH
2005-2005
TUGAS INTERNASIONAL BATALYON INFANTRI 400/RAIDERS
1.
Tahun 1956 satu
Kompi banteng Raiders tugas ke Mesir bertugas sebagai pasukan Plisi PBB (UNEF)
kontingen Garuda I di daerah GAZA/Timur Tengah.
2.
Tahun 1973 bertugas
sebagai Kontingen Garuda IV/ICC di Vietnam dengan mengirimkan 1 PA yang
profesional A.n Brigjen Widjojo
3.
Tahun 1973 bertugas
sebagai Kontingen Garuda V/ICC di Vietnam dengan mengirimkan 1 PA dan 1 BA
4.
Tahun 1972 2 PA
sebagai perwakilan personel sebagai perwakilan pasukan Garuda VII/ICCS ke
Vietnam
5.
Tahun 15 Desember
1976 2 Pleton sebagai pasukan Kontingen Indonesia pasukan Garuda VII di Timur
Tengah.
6.
Tanggal 16 Maret
1977 Pasukan Garuda VIII dengan Wakil Komandan Kontingen di jaabat oleh Danyon
401 Mayor Inf Ambar Suripto Sebanyak 407 orang Ke Suez Timur Tengah.
7.
Tahun 2011 4 orang
TA Anggota Yonif 400/Raiders Berangkat Ke Libanon Sebagai Pasukan Perdamaian
PBB.
PRESTASI BIDANG KEMILITERRAN YONIF 400/RAIDERS
1. Juara 1 lomba Tertib Pekas se Indonesia tahun 1960.
2. Juara-1 lomba disiplin Tata Tertib seluruh Indonesia
tahun 1970.
3. Klasifikasi “ A “ Penilaian Primkopad tahun 1970.
4. Juara-1 Lomba to Tangkas Se Kodam VII/Diponegoro tahun
1982.
5. Juara-1 AMD antar PKP seluruh Indonesia tahun 1982.
6. Juara-1 Binsat se-Kodam VII/Diponegoro tahun 1982.
7. Juara-1 Tonting YWPJ se-Kodam VII/Diponegoro tahun 1983.
8. Juara-1 Lomba Tembak Perorangan dan Beregu Se-Kodam
VII/Diponegoro tahun 1983.
9. Juara-1 Tri Lomba Juang 45 Km sejawa Tengah tahun 1985.
10. Juara-1 lomba Tembak Beregu Kwartal-1 se-Kodam
IV/Diponegoro tahun 1985.
11. Juara-1 Tembak Beregu HUT Armed se-Kodam IV/Diponegoro
tahun 1985.
12. Juara-1 Tembak Beregu HUT Zeni se-Kodam IV/Diponegoro
tahun 1985.
13. Juara-1 Tembak Beregu HUT Infanteri se-Kodam
IV/Diponegoro tahun 1985.
14. Juara-1 Tembak Beregu Kwartal-2 se-Kodam IV/Diponegoro
tahun 1986.
15. Juara-1 Tembak Beregu Kwartal-3 se-Kodam IV/Diponegoro
tahun 1986.
16. Juara-1 Lomba Binsat se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1986.
17. Juara-1 Tembak Beregu HUT Zeni se-Kodam IV/Diponegoro tahun
1986.
18. Juara-1 Tembak Beregu Zeni se-Kodam IV/Diponegoro tahun
1987.
19. Juara-1 Tembak Beregu HUT Kaveleri se-Kodam IV/Diponegoro
tahun 1987.
20. Juara-1 Lomba Binsat se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1987.
21. Juara-1 Oraum/Oramil se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1987.
22. Juara-1 Lomba Tembak HUT Artileri se-Kodam IV/Diponegoro
tahun 1987.
23. Juara-1 Lomba Parade/Devile se-Kodam IV/Diponegoro tahun
1987.
24. Juara-1 Lomba Tembak HUT Infanteri se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1987.
25. Juara-1 Lomba Binsat se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1988.
26. Juara-1 Lomba Cros Cauntri Hut TNI tahun 1989.
27. Juara-1 Lomba Parade Devile tahun 1989.
28. Juara-1 Lomba Halang Rintang HUT TNI tahun 1989.
29. Juara-1 Lomba Menembak Cepat HUT Infanteri tahun 1989.
30. Juara-1 Lomba Marathon 10 Km tahun 1989.
31. Juara-1 Lomba Ton Ting YWPJ tahun 1989.
32. Juara Umum Lomba Binsat Se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1989
33. Juara-1 Lomba Binsat Se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1990.
34. Juara-1 Lomba Binsat Se-Kodam IV/Diponegoro tahun 1992.
35. Yonif terbaik dalam latihan BTP tahun 1992-1993 di batu
Raja Sumatra Selatan.
36. Juara-1 Lomba Penilaian Satpur/Banpur dalam pelaksanaan
fungsi Staf Semester-1 Progja tahun 1994-1995 Satuan Jajaran Kodam
IV/Diponegoro.
37. Juara-1 Lomba Halang Rintang Hut Infanteri tahun 1995.
38. Juara Umum HUT TNI
ke-52 tahun 1996.
39. Juara umum Hut Infanteri tahun 1996.
40. Juara Umum Lomba
Oraum Oramil HUT Kodam IV/Diponegoro tahun 1997.
41. Juara-1 Lomba
penghantar Tontinf YWPJ tahun 2000-2001.
42. Juara-14 dari 27 peserta ( 18 negara ) Lomba lari
marathon SAA Singapura tahun 2001.
43. Juara-5 Lomba
Marathon Nasional Malang tahun 2002.
44. Juara-1 lomba lari
10 km HUT Kostrad ke-41 tahun 2002.
45. Juara-3 Lomba Tontangkas TNI-AD tahun 2002
46. Juqrq-1 Lomba Parade/Devile haru Juang Kartika tahun 2003
47. Juara-4 lomba lari 10 K HUT TNI ke 60 Kesat tahun 2005.
48. Juara-2 Lomba Ton Kes Yonif HUT TNI ke 60 kesat tahun
2005
49. Juara-1 Lomba 10 K HUT TNI ke-60 tahun 2005.
50. Juara-1 Lomba 10 K HUT TNI ke-60 tahun 2005.
51. Juara-1 lomba Binsat Kodam IV/Diponegoro tahun 2005.
52. Juara-1 dan 2 Tonting YWPJ tahun 2005.
53. Juara-2 Renang Militer HUT TNI tahun 2005.
54. Juara Umum Oraum Oramil HUT Kodam IV/Diponegoro ke- 56
tahun 2006.
55. Juara Umum Lomba Tembak Satput/Banpur Hut Kodam
IV/Diponegoro ke-56 tahun 2006
56. Juara -1 Renang Militer HUT Kodam IV/Diponegoro
ke-56 tahun 2006.
57. Juara -1 Renang
Militer perorangan HUT Kodam IV/Diponegoro ke-56 tahun 2006.
58. Juara -2 Renang Militer perorangan HUT Kodam
IV/Diponegoro ke-56 tahun 2006.
59. Juara -3 Renang Militer perorangan HUT Kodam
IV/Diponegoro ke-56 tahun 2006.
60. Juara-1 Tembak Pistol Satpur/banpur HUT Kodam IV/Diponegoro
ke-56 tahun 2006.
61. Juara-1 Tembak So Satpur/Banpur HUT Kodam IV/Diponegoro
ke-56 tahun 2006
62. Juara-1 Tembak Pistol Eksekutif perorangan HUT TNI ke 61
tahun 2006
63. Juara-2 Ton kes Yonif Hut ke 61 Sesad tahun 2006.
64. Juara-1 Lomba Binsat Hut Kodam IV/Diponegoro ke 26
65. Juara Umum Oraum Oramil HUT Kodam IV/Diponegoro ke 57
tahun 2007
66. Juara 2 Kejurnas taekwondo Militer dan Mahasiswa dalam
Rangka Raider Cup 2007.
67. Juara -1 lari 10-K dalam rangka hari jadi Kota Semarang.
68. Juara 1 Atletik HUT Kodam IV/Diponegoro ke 58 tahun 2008.
69. Juara 1 Sepak Bola HUT Kodam IV/Diponegoro ke 58 tahun
2008
70. Juara 1 renang
Militer HUT Kodam IV/Diponegoro ke 58 tahun 2008
71. Juara Umum HUT Kodam IV/Diponegoro ke 58 tahun 2008
72. Juara 2 Taekwondo Kopasus Open di Bogor tahun 2008
73. Juara 1 Lomba Tembak Pistol Piala kasdam IV/Diponegoro
tahun 2008
74. Juara 1 Lomba Tinju kelas 75 kg Porad VI TA. 2009
75. Juara 3 Lomba Ton kes Yonif Antar Kotama tahun 2009
76. Juara 1 Lomba Binsat kodam IV Diponegoro tahun 2010.